Good News From Aceh

Keuneunong Cara Orang Aceh Mengenali Tanda Alam

keuneunong acehplus

Orang Aceh memiliki kearifan lokal untuk mengenali tanda-tanda alam yang disebut keuneunong. Tradisi ini sudah turun-temurun dilakukan sebagai panduan dalam bercocok tanam maupun melaut.

Apa itu Keuneunong?

Keuneunong adalah sebuah sistem kalender tentang fase-fase aktivitas selama mengolah sawah dan melaut bagi orang Aceh. Di dalamnya ada 12 keunong.

Pada masing-masing keuneunong atau keunong memiliki tanda-tanda alam dan tingkah laku binatang tersendiri.

Keuneunong berkaitan erat dengan musim dan cuaca. Keuneunong sangat penting bagi masyarakat petani karena untuk bersawah diperlukan curah hujan yang cukup juga untuk menghindari hama.

Selain itu, bagi para nelayan, sistem keuneunong menjadi panduan  kapan harus melaut atau tidak.

Cara Menghitung Keuneunong

Penghitungan keuneunong dengan cara menggunakan angka 25 sebagai angka utama, lalu dikurangi dengan angka bulan Masehi dan dikali dua. Begini simulasi cara menghitung keuneunong tersebut.

Rumusnya: K = C – 2 X B

K = Keuneunong
C = Angka Tetap / Constant Value
B = Bulan Masehi

Misal:

K = C – 2 X B

K = 25 – 2 x 10
K = 25 – 20
K = 5

Maka pada bulan Oktober tersebut masuk dalam waktu Keunong 5.

Penjelasan Fase Keuneunong

  1. Keunong Dua Plôh Lhèë. Fasenya dimulai pada bulan Januari. Angin laut masih sepoi-sepoi dan nelayan sangat bagus untuk melaut pada musim keunong dua ploh lhee. Selain itu padi petani mulai menguning namun belum bisa dipanen.
  2. Keunong Dua Plôh Sa. Fase ini dimulai pada bulan Februari. Padi sudah mulai dipanen dan dikenal dengan fase mendapatkan breuëh barô. Setelah memanen biasanya petani menanam palawija.
  3. Keunong Sikureuëng Blah. Fase ini dimulai sekitar bulan Maret dan biasanya petani baru siap panen. Dan sawahnya dibiarkan mengering. Hewan peliharaan seperti sapi dan kerbau banyak dilepaskan dalam sawah untuk menikmati jeundrang padé.
  4. Keunong Tujôh Blah.  Fase ini dimulai pada bulan April. Para petani sudah mulai membajak sawah kembali sedangkan nelayan mulai mengadakan khanduri laot.
  5. Keunong Limong Blah. Fase ini dimulai pada bulan Mei. Pada musim ini sawah-sawah sudah siap digarap dan siap tanam dan di laut mulai ada badai.
  6. Keunong Lhèë Blah. Fase ini dimulai pada bulan Juni. Petani sudah memulai untuk membuat neulhông padi sedangkan nelayan sedang menunggu melambatnya ombak di lautan.
  7. Keunong Siblah. Biasanya fase ini jatuh pada bulan Juli. Pada fase ini petani bagusnya mulai peuget neulhong pada untuk menabur benih padi.
  8. Keunong Sikureuëng. Fase keunong sikureueng ini jatuh pada bulan Agustus. Pada fase ini petani juga masih menabur benih padi dalam neulhong.
  9. Keunong Tujôh. Pada fase ini petani mulai menunggu benih yang ditabur sebelumnya besar dan layak dipindahkan untuk penanaman. Keunong tujoh biasa jatuh pada bulan September.
  10. Keunong Limeng dimulai pada bulan Oktober. Fase ini ditandai dengan mulai bertiupnya angin timur dan para nelayan mulai melaut kembali. Dan tanda lainnya adalah mulai tumbuh banyak jamur seperti kata petuah berikut; musém timu tapot kulat, musém barat takuëh Reubông.
  11. Keunong Lhèë dimulai pada bulan November. inilah waktu panennya orang-orang yang melaut karena biasa hasil tangkapannya banyak dan angina dilautan juga relatif tenang.
  12. Keunong Sa. Pada fase ini biasanya hujan sudah mulai deras dan kebanyakan nelayan tidak bisa melaut. Orang Aceh yang berprofesi sebagai nelayan memanfaatkan keunong sa ini untuk memperbaiki kapal, jaring dan alat melaut lainnya. Selain itu pada musim keunong sa juga ditandai dengan riuhnya suara cangguëk po’ dalam kubang. 

Nyan ban #WargaAcehPlus sungguh hebat budaya warisan indatu orang Aceh. Bulan ini Keunong apa ya kira-kira?[]

 

Artikel ini dikutip dari:
Abdul Manan, 2013. Keuneunong, Jurnal Adabiya, Vol. 15. No. 29.

 

Exit mobile version