Presiden RI pertama, Soekarno, sempat menjuluki “Aceh Daerah Modal” atas kontribusi besar rakyat Aceh dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI. 🇲🇨 Postingan ini untuk mengenang sejumlah sumbangsih orang Aceh buat Republik Indonesia. Yuk baca ulasan ini hingga tuntas. 😉
1. Raden Fatahillah Pendiri Jakarta
Alasan pertama disebut Aceh Daerah Modal datang dari peran seorang panglima asal Aceh yang membebaskan Jakarta dari cengkraman kolonial.
Raden Fatahilah atau dikenal juga dengan sebutan Falatehan merupakan seorang ulama sekaligus panglima yang berasal dari Aceh.
Mulanya dari Aceh ia hijrah ke Mekkah untuk beberapa saat. Kemudian ia kembali ke Nusantara yaitu tepatnya ke Kerajaan Demak pada tahun 1525 M.
Kedatangannya ke Demak sebagai imbas dari perjanjian Portugis dengan Kerajaan Sunda yang akhirnya membuat Portugis menguasai Sunda Kelapa.
Pada tahun 1526 Fatahilah beserta pasukannya dari Demak mulai menyerang Portugis di Sunda Kelapa.
Setelah beberapa bulan pertempuran, tepatnya pada tanggal 22 Juni 1527, Sunda Kelapa berhasil dibebaskan dari Portugis.
Sunda Kelapa kemudian berganti nama menjadi Jayakarta dan sekarang menjadi Jakarta.
2. Membeli Pesawat RI
Alasan kedua disebut Aceh Daerah Modal adalah “modal perjuangan” yang diberikan rakyat Aceh kepada bangsa Indonesia berupa pesawat terbang.
Pasca Indonesia merdeka, para pimpinan Negara belum memiliki pesawat terbang untuk mobilisasi antar daerah di Indonesia dan luar negeri.
Baca juga: Kisah Eks Kombatan GAM yang Sukses di Jalannya Sendiri
Akhirnya, Soekarno terbang ke Aceh untuk menggalang dana guna membeli pesawat terbang untuk kepentingan Negara.
Usaha ini membuahkan hasil, setelah pidatonya Soekarno membuat rakyat Aceh simpatik dan berbondong-bondong mengumpulkan dana untuk pembelian pesawat tersebut.
Saat itu dana hasil sumbangan rakyat Aceh terkumpul sebesar 130.000 dollar Singapura.
Pada bulan Oktober 1948, misi pembelian pesawat jenis Dakota itu berhasil direalisasikan.
Pesawat yang didaftarkan dengan kode RI-001 Seulawah itu kemudian berhasil terbang melewati blokade udara militer Belanda.
Pasca Indonesia lepas dari agresi militer Belanda kedua, RI-001 Seulawah juga menjadi cikal bakal berdirinya Indonesian Airways yang kemudian menjadi Garuda Indonesia.
3. Radio Rimba Raya
Radio Rimba Raya menjadi penyambung “lidah” bangsa Indonesia ke media internasional, menjadi alasan ketiga disebut Aceh Daerah Modal
Radio ini menjadi satu-satunya media informasi untuk terhubung dengan dunia luar setelah agresi militer kedua dilancarkan oleh Belanda pada tahun 1949.
Siaran Radio Rimba Raya dari pemancarnya di Bener Meriah, Aceh, disampaikan dalam bahasa Inggris, bahasa Urdu, dan bahasa Indonesia.
Berita bantahan bahwa Indonesia sudah “habis” sampai ke Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Australia dan Eropa. Berkat “suara” dari Tanah Gayo inilah, Indonesia selamat dari “kematian”.
Hari ini kita masih bisa melihat Tugu Radio Rimba Raya ini di Desa Rimba Raya, Kec. Pintu Rime, Kab. Bener Meriah, Aceh.
4. Membantu Pertempuran Medan Area
Alasan keempat disebut Aceh Daerah Modal adalah kontribusi pejuang Aceh dalam mengusir tentara Sekutu.
Pertempuran Medan Area merupakan pertempuran yang melibatkan pemuda Indonesia melawan tentara Sekutu yang diboncengi tentara NICA Belanda.
Kedatangan Sekutu tugas awalnya melucuti senjata tentara Jepang, namun mereka punya misi untuk kembali menduduki wilayah Sumatera Utara khususnya Medan.
Mengetahui hal itu, para pemuda melancarkan perlawanan yang dimulai pada 13 Oktober 1945.
Mendengar Kota Medan sedang bergejolak, orang-orang Aceh bergerak ke Medan untuk membantu pembebasan Kota Medan.
Di Aceh sendiri, ajakan untuk membantu perlawanan di Medan digaungkan dengan semangat Perang Sabil.
Seruan ini disampaikan Abu Hasan Krueng Kalee, salah satu ulama besar Aceh yang sangat dihormati kala itu. Berkat bantuan pejuang Aceh, Medan berhasil dibebaskan dari cengkraman Belanda dan Sekutu.
5. Sumbangan Teuku Markam
Kontribusi besar Teuku Markam menjadi alasan terakhir Bumi Serambi Mekkah disebut Aceh Daerah Modal.
Teuku Markam adalah orang Aceh yang menyumbang 28 kg emas di puncak Tugu Monumen Nasional.
Baca juga: Kisah Malik Mahmud Sebelum Menjadi Wali Nanggroe Aceh
Ia putra Aceh kelahiran Panton Labu, 13 Maret 1924. Karirnya dimulai dengan masuk dalam tentara Heiho-nya Jepang.
Pasca kemerdekaan, ia menjadi tentara dan berpangkat hingga kapten. Lalu ia memilih mundur karena berseteru dengan seorang atasan berpangkat mayor.
Teuku Markam kemudian menjadi pebisnis dan kehebatannya disukai Soekarno.
Hadirnya Tugu Monas merupakan salah satu karya impian Soekarno. Karena kedekatan ini, Teuku Markam menyumbang emas untuk digunakan di Tugu Monas sebanyak 28 kg.
Namun naas, karirnya merosot pasca tumbangnya Orde Lama-nya Soekarno. Teuku Markam dipenjara karena tuduhan PKI dan aset-asetnya disita Negara di bawah perintah Soeharto.
Kira-kira, apalagi alasan disebut Aceh Daerah Modal?[]