Tgk Muhammad Arsyad Ie Leubeue adalah salah satu ulama Aceh yang hijrah dan menetap di Malaysia pada abad 19 karena menjadi korban perang Aceh melawan Belanda. Beliau menetap di Kampung Yan, Kedah dan mengajarkan beberapa murid hingga menjadi ulama besar juga. Salah satu muridnya adalah Abu Hasan Krueng Kalee. Setelah lama menetap di sana, Tgk Muhammad Arsyad pulang ke Aceh dan meninggal di Ie Leubeue, Pidie. Beliau mewakafkan semua harta miliknya untuk masyarakat Kampung Aceh di Yan, Kedah.
Alasan Hijrah ke Malaysia
Faktor orang-orang Aceh hijrah ke Malaysia paling banyak adalah karena peperangan panjang antara Belanda dengan Kerajaan Aceh sejak 1873. Perang tersebut mengakibatkan banyak jatuhnya korban jiwa termasuk dari kalangan ulama. Belanda menganggap ulama penyemangat perlawanan rakyat Aceh, karenanya tokoh agama diburu. Karena itu, diperkirakan pada tahun 1890-an, Tgk Muhammad Arsyad bersama rekan-rekannya memutuskan hijrah ke Kedah, Semenanjung Malaysia.
Membangun Kampung Aceh
Tgk Muhammad Arsyad Ie Leubeue atau Tgk Chik di Yan disebut sebagai orang Aceh pertama yang menginisiasi terbentuknya Kampung Aceh. Bersama ulama Aceh pengungsi lainnya, Sheikh Omar bin Auf atau dikenal Teungku Chik Lam U, Teungku Haji Musa atau Teungku Lam Suro, Teungku Abdul Jalil dari Lamno dan Teungku Chik Lambhuk saling bahu membahu membangun Kampung Aceh Yan Kedah. Hingga akhirnya, Gampong Yan, Kedah ini sangat identik dengan ke-Aceh-an dan kemudian menjadi kampung baru di Negeri Kedah Darul Alam dengan nama Kampung Aceh.
Berjuang dari Seberang
Setelah Gampong Yan berdiri, Tgk Muhammad Arsyad Ie Leubeue dkk membuka lahan kebun lada, pala, cengkeh dan karet. Hasil dari perkebunan ini dimanfaatkan untuk membeli senjata yang akan dikirimkan ke Aceh dibawah gerakan “Breuëh Saböh Reugam”. Tujuannya hanya satu, membantu logistik perang pejuang Aceh melawan Belanda. Sebahagian lainnya digunakan untuk membangun pondok madrasah dan pondok rangkang pengajian anak-anak di kampung dan masyarakat setempat. Tgk Muhammad Arsyad pun mendirikan Madrasah al-Irsyadyah al-Diniah, dayah Abu Hasan Krueng Kalee muda sempat belajar.[]