September adalah bulan yang paling bersejarah bagi masyarakat Aceh. Di bulan ini Daud Beureueh dkk naik gunung untuk memperjuangkan hak Bangsa Aceh yang dirampas Indonesia.
Dan inilah salah satu hal yang menjadi pemicu peristiwa DI/TII pada tahun 1953, yaitu sepucuk surat dari Abu Daud Beureueh kepada Presiden RI, Soekarno. Berikut isi suratnya.
Sigli, 8 Oktober 1951
Kehadapan
Paduka Jang Mulia
Presiden Republik Indonesia
Di
Djakarta
Dengan segala hormat,
Dahulu waktu paduka jang mulia datang ke Atjeh ada saja katakan bahwa:
I. Kami akan ditangkap oleh tentara jang di Aceh dengan alasan hendak memberontak, menjimpan sendjata gelap dan sebagainja.
II. Waktu itu saja sebutkan djuga, djikalau mau Pemerintah menangkap serta membunuh kami ta’ usah mengadakan alasan2 bohong dan mengabui mata.
III. Paduka jang mulia pada waktu itu mengatakan bahwa hal itu tidak akan terjadi.
IV. Tetapi sekarang semua jang saja gambarkan pada paduka jang mulia dahulu itu terdjadi jaitu penangkapan2 jang tidak ada alasan semua [samasekali] penggeledahan-penggeledahan dengan sewenang-wenang.
V. Untuk ini saja gambarkan sekali lagi pada Paduka Jang Mulia bahwa dalam dada tiap2 ra’jat Atjeh mempunjai tiga tingkatan fikiran sebagai pusaka pribadi turun temurun jaitu:
a. Sabar.
b. Ta’ menghiraukan [djijik]
c. Melawan
VI. Adapun tindakan sewenang-wenang tentara di Aceh itu telah menimbulkan kegelisahan besar di kalangan ra’jat dan pada ketika itu menurut penjelidikan saja sebahagian besar masjarakat Atjeh telah tiba pada tingkatan b, jang saja sebutkan pada ajat V.
VII. Tidak lain harapan saja agar dengan kebidjaksanaan paduka jang mulia dapatlah menghindarkan hal2 jang akan terjadi jang kelak mentjemarkan nama Negara kita pada mata Internasional.
Hormat daripada saja,
Ttd
Tgk. Mohd. DAOED BEUUREU’EH
Table of Contents
Razia Sukiman
Daud Beureueh mengirim surat ini kepada Soekarno akibat ditangkapnya tokoh-tokoh Aceh setelah perang dengan Belanda dalam Agresi Militer II.
Saat itu Perdana Menteri Dr. Sukiman memerintahkan untuk mengembalikan senjata yang ada di tangan masyarakat dan juga merazia senjata-senjata gelap dari eks pemberontakan PKI di Madiun pada tahun 1948.
Khususnya di Aceh, seluruh senjata yang ada di masyarakat telah dikembalikan karena seluruh laskar melebur menjadi TNI.
Namun razia senjata paling ketat itu terjadi di Aceh sehingga razia ini disebut “Razia Sukiman”.
Sasaran razia ini adalah tokoh-tokoh ulama dan orang yang berpengaruh di Aceh salah satunya, Tgk. Abu Daud Beureueh.
Akibat Dendam
Orang yang paling bertanggungjawab dalam Razia Sukiman di Aceh adalah Nazir, seorang yang sangat membenci ulama dan mempunyai dendam kepada Daud Beureueh.
Saat Abu Daud menjabat Gubernur Militer Aceh, Nazir dijebloskan dalam tahanan rumah berdasarkan Surat Ketetapan tertanggal 12 Juli 1948 karena sering melanggar perintah Komandan Divisi.
Baca juga: Surat Hasan Tiro kepada PM Ali Sastroamidjojo Hentikan Kekerasan di Aceh
Setelah menerima instruksi dari Dr. Sukiman, Nazir langsung membentuk satuan tugas yang dinamakan KOTARI di setiap kabupaten dan mulai melakukan razia senjata pada tanggal 21 Agustus 1951.
Hingga pada akhirnya, Daud Beureueh mendengar berita penangkapannya dan menulis surat ini kepada Soekarno. []
Sumber Rujukan:
Hasan Saleh, Mengapa Aceh Bergolak, Penerbit Grafiti, Jakarta: 1992.