Ulama Aceh lahir silih berganti dengan berbagai keahlian dan disiplin ilmu. Selain ilmu agama, ulama-ulama Aceh juga sangat memahami dan mengaplikasikan teknologi-teknologi kekinian pada masanya. Dalam tulisan ini, kita kulik Tgk Chik Kuta Karang. Karya-karya beliau banyak dipakai dan diteliti khususnya dari negara Malaysia. Mari kita simak ceritanya.
Angkatan Ulama Pejuang
Tgk Chik Kuta Karang memiliki nama asli Syekh Abbas. Silsilah lengkapnya Syekh Abbas bin Syekh Muhammad Fadil bin Syekh al-Harwani ibnu al-Sab’ah.
Dalam kitabnya Kitab Ar-Rahmah fi al-Tibb wa al-Hikmah beliau menyebutkan dirinya lahir di Gampong Kuta Karang, Ulee Susu, Darul Imarah, Aceh Besar. Namun belum ada catatan tahun kelahirannya.
Sejumlah sumber menyebut, Tgk Chik Kuta Karang sebaya dengan Tgk Chik Abdul Wahab Tanoh Abee. Keduanya ulama yang sangat diperhitungkan dalam Perang Aceh. Tgk Chik Kuta Karang juga disebut lebih tua dari Tgk Chik di Tiro, Tgk Chik Pante Kulu, dan Tgk Chik Pante Geulima.
Mereka adalah kalangan ulama Aceh yang memimpin jihad rakyat Aceh melawan penjajahan Belanda, di bawah pimpinan Tgk Chik Muhammad Saman di Tiro.
Belajar Hingga Ke Mekkah
Keinginan untuk terus menuntut ilmu membawa Tgk Chik Kuta Karang belajar hingga ke Mekkah. Merujuk kepada teman sebayanya, beliau belajar di Mekkah seangkatan dengan ulama besar Nusantara lainnya dari Banten, Syekh Nawawi al-Jawi al-Bantani (diperkirakan hidup pada 1813-1897).
Gurunya ketika di Mekkah antara Syeikh Dawud Al Fatani dan Syeikh Abd Al Samad Al Falimbani. Ada juga guru dari Mekkah langsung seperti Saiyid Ahmad al-Marzuqi al-Maliki dan Syeikh Utsman ad-Dimiyathi.
Tgk Chik Kuta Karang kemudian terkenal sebagai ulama, pejuang dan tabib. Beliau juga dikenal sebagai ahli astronomi maupun astrologi di dunia Melayu, khususnya di Aceh. Karya-karyanya menyentuh disiplin ilmu falakiyah, hikmah, fikih, kedokteran, sastra dan politik.
Orang Penting Kerajaan Aceh
Pada periode akhir Kerajaan Aceh Darussalam, Tgk Chik Kuta Karang ditunjuk sebagai Qadhi Malikul Adil; bersamaan Tgk Chik Abdul Wahab Tanoh Abee menjabat Qadhi Rabbul Jalil.
Ketika Perang Aceh dimulai pada 1873, beliau bersama ulama-ulama lainnya bahu-membahu melawan pasukan Belanda. Tgk Chik Kuta Karang juga menjadi penasehat perang dibawah komando Tgk Chik Di Tiro karena kepiawaiannya dalam memahami ilmu miqat sebagaimana disebutkan dalam kitab Mauidhatul Ikhwan dan kitab Tadzkiratur Rakidin.
Ada pula yang menyebutkan, Tgk Chik Kuta Karang adalah ulama yang pertama kali mengusulkan perang jihad fi sabilillah atau Perang Sabi untuk melawan Belanda. Semangat jihad ini juga beliau nukilkan dalam kitabnya Tazkiratur Rakidin.
Tak lama kemudian, juniornya Tgk Chik Pante Kulu menulis Hikayat Prang Sabi yang menggerakkan perjuangan rakyat Aceh melawan kaphe-kaphe Belanda.
Bapak Astronomi Dunia Melayu
Tgk Chik Kuta Karang sangat dikenal sebagai ahli astronomi dunia Melayu. Penyebabnya adalah karena kemasyhuran karangannya tentang keilmuan di bidang astrologi/astronomi yang berjudul kitab Siraj azh-Zhalam. Kitab ini ditulis atas permintaan Sultan ‘Alaidin Ibrahim Mansur Shah dan selesai ditulis pada 9 Rajab 1266 H/1849 M.
Kitab inilah yang menjadi rujukan utama dalam bidang ilmu falak, hisab, dan astrologi/astronomi sejak dahulu hingga saat ini. Pada masanya tidak banyak ulama yang tertarik untuk mendalami bidang astrologi/astronomi ini.
Kitab ini menjadi satu-satunya referensi mengenai bidang tersebut. Paling penting, pembahasan dalam kitab ini masih relevan hingga sekarang serta menjadi bahan perbandingan bagi ilmu sain modern.
Rujukan Ilmu Kesehatan di Malaysia
Salah satu karyanya Kitab Kitab Ar-Rahmah fi al-Tibb wa al-Hikmah menjadi rujukan ilmu kesehatan di Negeri Jiran.
Hingga kini, isi kitab ini masih dipakai dalam berbagai kajian ilmu kesehatan di Malaysia. Seperti penelitian yang berjudul “Nutritional Therapy According To Sheikh Abbas Kuta Karang: Early Research Based On Kitab Al Rahmah Fi Al-Tib Wa Al-Hikmah” yang ditulis oleh Ommu Khanif Hasan dkk menyebutkan Kitab Ar-Rahmah fi al-Tibb wa al-Hikmah merupakan sebuah kitab yang menjurus kepada ilmu pengobatan yang bersifat islami dan dapat diuji secara ilmiah.
Kitab Ar-Rahmah fi al-Tibb wa al-Hikmah merupakan salah satu rujukan yang utama mengenai ilmu kesehatan karena ditulis sangat jelas dan mudah dipahami. Sebagian isi kitab ini juga digunakan dalam Kitab Tajul Muluk, kitab pengobatan tradisional Aceh lainnya.[]