Good News From Aceh
EkonomiInspirasiSejarah

Wakaf Habib Bugak Al-Asyi Dana Abadi untuk Jamaah Haji Aceh

wakaf habib bugak

Qadarullah, jamaah haji asal Aceh hari ini mendapat kenikmatan dari hasil wakaf seorang pemuka agama Aceh yang dikenal Habib Bugak Al-Asyi. Begini kisahnya.

Siapa Habib Bugak?

Habib Abdurrahman bin Syekh Al-Habsyi lahir di Mekkah. Menurut sejarah, ia datang ke Aceh pada tahun 1760-an pada masa pemerintahan Sultan Ala’addin Mahmud Syah (1767-1786 M).

Di Aceh, ia dipercayakan menjadi Teuku Chik (Sultan Lokal) di daerah utara. Sebuah jabatan bergengsi bagi pendatang di Kesultanan Aceh Darussalam saat itu.

Surat Sultan Aceh dengan Cap Sikureueng bertahun 1224H/1800M dan 1270H/1825M mengukuhkan kedudukan beliau sebagai Teuku Chik, Laksamana-Bentara dan Qadhi-Khatib, Wakil Sultan di sebelah Utara Kerajaan Aceh yang berpusat di Monklayu dengan kota syahbandar di Kuala Ceurapee.

Mewakafkan Tanah Untuk Aceh

Pada tahun 1220an H atau 1800an M, Habib Abdurrahman kembali ke Mekkah menemui keluarga besarnya. Tercatat pada bulan Rabi’ul Akhir 1224 H, beliau mewakafkan sebidang tanah beserta rumah bersebelahan dengan Masjidil Haram untuk masyarakat Aceh, baik yang muqim atau jamaah haji dengan menggunakan nama Habib Bugak Asyi (seorang Habib dari Bugak Aceh).

Tanah itulah yang kemudian dikenal dengan nama Baitul Asyi.

Wakaf Habib Bugak itu merupakan wakaf produktif yang mengelola sejumlah hotel di kawasan Masjidil Haram, tanah dan perumahan bagi warga keturunan Aceh di Arab Saudi. Di antaranya adalah:

  1. Hotel Elaf Masyair. Hotel bintang lima dengan kapasitas 650 kamar yang berada di wilayah Ajiyad Mushafi, berjarak ± 250 meter dari Masjidil Haram.
  2. Hotel Ramada. Hotel bintang lima dengan kapasitas 1.800 kamar, yang berada di wilayah Ajiyad Mushafi, berjarak ± 300 meter dari Masjidil Haram.
  3. Hotel Wakaf Habib Bugak Asyi di Aziziah. Bisa menampung 750 jemaah haji, dibangun di atas tanah 800 meter persegi.
  4. Tanah dan bangunan seluas 900 meter di Aziziah. Digunakan sebagai Kantor Wakaf Habib Bugak Asyi di Mekkah.
  5. Gedung di kawasan Syaikiyah yang dibeli pada 2017 oleh Naazir Wakaf Baitul Asyi senilai 6 juta riyal. Gedung ini dijadikan tempat tinggal warga Arab Saudi keturunan Aceh dan orang Aceh yang bermukim di Arab Saudi secara gratis, tanpa batas waktu tinggal.
wakaf habik bugak ramada
Hotal Ramada di Mekkah, salah satu aset wakaf Habib Bugak Al-Asyi. Foto: IST

Hasil dari wakaf produktif Habib Bugak inilah yang kemudian terus mengalir dan bisa dinikmati jamaah haji asal embarkasi Aceh sampai sekarang, bahkan sampai hari kiamat nanti. 

Ikrar Wakaf

“Baitul Asyi dijadikan tempat tinggal jamaah haji asal Aceh yang datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji dan juga tempat tinggal orang asal Aceh yang menetap di Makkah.

Jika tidak ada lagi orang Aceh yang datang ke Makkah untuk haji, maka rumah wakaf ini digunakan untuk tempat tinggal para pelajar (santri atau mahasiswa) Jawi. Jawi yang dimaksudkan disini adalah pelajar atau mahasiswa asal wilayah Asia Tenggara yang belajar di Makkah.

Jika tidak ada lagi pelajar dari tanah Jawi yang belajar ke Mekkah maka rumah wakaf dan manfaatnya bisa digunakan untuk para mahasiswa asli Makkah yang belajar di Masjidil Haram, dan apabila tidak ada juga mahasiswa Makkah yang belajar di Masjidil Haram, maka manfaat wakaf tersebut dapat dipakai untuk membiayai keperluan Masjidil Haram.” 

Dibagikan sejak 2006

Setiap tahun jemaah haji asal Aceh menerima dana wakaf yang berjumlah jutaan rupiah dari hasil pengelolaan seluruh aset wakaf Habib Bugak di Mekkah.

wakaf habib bugak elaf al masyer
Salah satu aset wakaf Habib Bugak, Hotel Elaf Al Masyer. Foto: IST

Pemberian uang tunai itu bermula pada 2006 setelah tanah wakaf milik Habib Bugak Asyi terkena proyek perluasan Masjidil Haram pada masa Raja Malik Saud bin Abdul Aziz.

Bangunan di atas tanah itu dahulu digunakan untuk penampungan jamaah haji dan pelajar Aceh.

Jamaah haji asal Aceh mendapatkan pembagian dana wakaf dari Baitul Asyi (rumah Aceh) di Kota Mekkah, Arab Saudi. Seperti tahun ini, dana wakaf itu dibagi rata oleh nazir wakaf Baitul Asyi, Syeikh Abdul Latif Baltou kepada 1.988 warga Aceh yang berangkat ke Tanah Suci.

Tahun ini, masing-masing jamaah haji Aceh mendapatkan uang tunai sebesar 1.500 riyal atau sekitar Rp 5,9 juta.

Untuk bisa menerima dana tersebut, setiap jamaah harus memperlihatkan kartu Baitul Asyi yang dibagikan di Asrama Haji Banda Aceh sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.

Masya Allah luar biasa amal jariyah dari Habib Bugak Al-Asyi. Semoga Allah berikan tempat yang layak bagi almarhum.[]

 

Related posts