Good News From Aceh
SejarahFakta

Pasukan Marsose Aceh Pimpinan Tgk Cot Cicem; Repotkan Belanda

marsose aceh plus

Pernah dengar Pasukan Marsose Aceh? Ya, tidak hanya Hindia Belanda, Aceh juga punya pasukan layaknya pasukan marsose Belanda. Penasaran dengan kisah pasukan Marsose Aceh? Yuk baca postingan ini sampai selesai.

Terinspirasi dari Korps Marsose

Tentara Kerajaan Hindia Belanda membentuk satuan khusus untuk menumpas perlawanan pejuang Aceh. Namanya Korps Marechaussee te Voet atau dikenal Marsose.

Mereka adalah prajurit pilihan yang berasal dari KNIL sendiri, pribumi, dan asing. Dipersenjatai dengan karaben, kelewang, dan pedang. Korps ini diresmikan di Aceh pada 2 April 1890

Pasukan marsose Belanda mampu memberikan perlawanan sengit terhadap pejuang Aceh yang mengedepankan strategi perang gerilya di hutan dan pegunungan.

Rupanya, Panglima Perang Aceh tertarik dengan cara tempur marsose, lalu diam-diam membangun pasukan khusus yang kelak dikenal “Marsose Aceh”.

Memiliki 400 Tentara

pasukan marsose aceh belandaTeungku Cot Cicem, pengikut sekaligus muridnya Teungku Chik Di Tiro Muhammad Saman, adalah pejuang Aceh yang mencetuskan pasukan “Marsose Aceh”.

Ia memimpin 400 orang laskar mujahidin Aceh yang berperang nyaris sama persis dengan Korps Marsose Belanda.

Ibrahim Alfian, dalam buku Perang di Jalan Allah Perang Aceh 1873-1912, yang mengutip Struyvenberg dalam Het Korps Marechaussee, menyebutkan bahwa pasukan Teungku Cot Cicem ini hampir tak memiliki perbedaan dengan pasukan Marsose Belanda.

Mereka meniru teknologi kemiliteran Belanda. Berbaris dengan tata cara yang rapi, memakai aba-aba terompet, dan mengenakan seragam hitam, serta senjata tajam.

Perang Marsose VS Marsose

Pasukan Marsose Aceh lahir setelah sultan Aceh terakhir berkuasa, Sultan Alaidin Muhammad Daud Syah, dipaksa menyerah kepada Belanda pada tahun 1903.

Marsose Aceh terbentuk tepatnya ketika Perang Aceh memasuki babak ketiga, yaitu perang gerilya yang dimotori kaum ulama pimpinan Klan Tiro (Tgk Chik di Tiro Muhammad Saman dan keturunannya). 

Tgk Cot Cicem dan pasukannya memberikan perlawanan keras terhadap serangan marsose Belanda yang mulai merambah pelosok kampung dan hutan.

Pertempuran paling sengit antara kedua pasukan marsose itu terjadi di hulu sungai Krueng Baro (Tangse) pada 29 Maret 1906.

Teungku Cot Cicem bersama 11 pengikutnya syahid di tangan marsose Belanda yang dipimpin Sersan Gotz.

Laskar Terakhir

pasukan marsose acehTeungku Sulaiman atau Teungku Leman menggantikan Teungku Cot Cicem memimpin pasukan elit Marsose Aceh.

Pada 20 Juni 1907, pasukan Teungku Leman menyerang bivak Belanda di Keumala. Setidaknya 19 pejuang Aceh gugur dan dua serdadu Belanda tewas dalam aksi itu. 

Kisah heroik pasukan marsose Aceh berlanjut pada 15 April 1908 saat mereka berpapasan dengan patroli marsose Belanda yang dipimpin Letnan Jenae di Gle Krueng Rubah, Pidie.

Baca juga: Pejuang Aceh Sergap Orang AS di Kuala Batee

Perang fisik pun tak terelakkan. Dalam pertempuran ini, Tgk Leman bersama 33 orang pengikutnya syahid. Peristiwa ini sekaligus mengakhiri kisah perjuangan Marsose Aceh. 

Pada 28 Februari 1910, Belanda akhirnya mendapat perintah untuk melacak pemimpin perang Aceh dari klan Tiro di wilayah Tangse sampai akhirnya berhasil menghabisi Tgk Mahyeddin di Tiro pada 5 September 1910 di Pucok Alue Semi, Tangse. 

Kontribusi Pembelot 

Pihak Belanda mengklaim lahirnya Marsose Aceh tak lepas dari kontribusi tentara desertir Eropa.

Menurut Paul Van ‘t Veer dalam bukunya Perang Aceh, Kisah Kegagalan Snouck Hurgronje, pada tahun 1897 ada 58 tentara desertir Eropa yang meninggalkan kesatuan dalam keadaan hidup dan aktif melawan Belanda.

Baca juga: Korps Wanita Aceh dari Masa ke Masa

Beberapa di antara mereka membantu pasukan Aceh mengenai taktik gerilya dan cara menggunakan senjata terbarukan. 

Benar atau tidak klaim tersebut, kehadiran Marsose Aceh telah mengangkat derajat para pejuang Aceh sebagai generasi #AcehBangsaTeuleubeh dalam menghadapi perang mempertahankan agama dan bangsa dari para penjajah.

Ingat baik-baik kisah ini ya #WargaAcehPlus.[] 

 

Related posts