Good News From Aceh
MemoriPolitikSejarah

Duet Putra Aceh Achmad Soebardjo & TM Hadi Thayeb, Pendiri Departemen Luar Negeri RI

putra aceh

Sebagai sebuah bangsa yang besar perlu diplomat ulung untuk memuluskan urusan dalam maupun luar negeri. Inilah kisah dua putra Aceh yang mampu membangun Departemen Luar Negeri Republik Indonesia pada awal kemerdekaannya 77 tahun lalu. Yuk kita simak.

Teuku Abdul Manaf

putra aceh achmad soebardjo

Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo adalah putra dari Teuku Muhammad Yusuf.

Ayahnya putra dari Uleebalang Lueng Putu, Pidie, yang mendapat kepercayaan dari Kesultanan Aceh Darussalam untuk memimpin wilayah Lueng Putu.

Ibunya bernama Wardinah, seorang ningrat dari Jawa. Ia lahir di Teluk Jambe, Karawang, Jawa Barat pada 23 Maret 1896. 

Ia awalnya diberi nama Teuku Abdul Manaf, kemudian diubah namanya jadi Achmad Soebardjo.

Abdul Manaf sempat sekolah di Hogere Burger School di Jakarta. Kemudian melanjutkan ke Universitas Leiden, Belanda, dan mendapatkan ijazah Sarjana Hukum.

Baca juga: 5 Alasan Disebut Aceh Daerah Modal

Kelak, Achmad Soebardjo sebagai putra Aceh-Jawa, berperan besar bagi Republik Indonesia, baik dari masa sebelum kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan.

Teuku Mohammad Hadi Thayeb 

putra aceh hadi thayeb

Teuku Mohammad Hadi Thayeb atau TM Hadi Thayeb adalah orang Aceh yang sudah malang melintang di dunia diplomat sejak usia muda.

Putra Aceh ini lahir pada tanggal 14 September 1922 di Peureulak, Aceh Timur.

Ayahnya bernama Teuku Chik Haji Muhammad Thayeb Peureulak, Uleebalang terakhir Negeri Peureulak. 

Hadi Thayeb pernah kuliah di jurusan kedokteran namun gagal karena Geneeskundige Hooge School Jakarta tempat ia belajar, bubar.

Ia kemudian memilih tidak kuliah lagi dan bekerja menjadi Pimpinan Kantor Urusan Indonesia dari tahun 1942 hingga tahun 1945. 

Mendirikan Departemen Luar Negeri

putra aceh

Setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Soekarno melantik Achmad Soebardjo menjadi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia pertama.

Achmad Soebardjo kemudian bersama Hadi Thayeb, sesama putra Aceh, berinisiatif untuk mendirikan Kantor Departemen Luar Negeri.

Kantor pertama Departemen Luar Negeri kala itu adalah garasi rumah Achmad Soebardjo itu sendiri yang beralamat di jalan Cikini No.80-82. 

Achmad Soebardjo, bersama enam orang lainnya, termasuk Hadi Thayeb bahu-membahu memperkuat diplomasi antar negara di masa awal kemerdekaan.

Baca juga: 4 Gubernur Aceh yang Pernah Jadi Menteri

Pada bulan Oktober 1945, Kantor Departemen Luar Negeri berpindah ke Jalan Pegangsaan Timur No. 36. Saat itu fungsi kantor masih sangat terbatas karena Indonesia belum menempatkan wakil-wakilnya di luar negeri.

Meniti Karir Menjadi Diplomat

putra aceh

Achmad Soebardjo menjabat Menteri Luar Negeri sampai 14 November 1945. Ia digantikan oleh Sutan Sjahrir.

Pada tahun 1951-1952, ia kembali dipercayakan menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia.

Jabatan lain putra Aceh berdarah Jawa ini adalah pernah menjadi duta besar di Swiss pada tahun 1957-1961.

Di bidang akademisi, ia mendapatkan gelar profesor di bidang Sejarah Perlembagaan dan Diplomasi Republik Indonesia di Fakultas Kesusasteraan, Universitas Indonesia. 

Sementara itu Hadi Thayeb, sebagai seorang putra Aceh yang besar di Departemen Luar Negeri, banyak dipercayakan menempati posisi Duta Besar di KBRI.

Baca juga: Prof Tgk Ismail Yakub Ulama Aceh Sukses di Luar

Beberapa negara yang pernah Ampon Thayeb pegang adalah; Arab Saudi (1979-1981), Swiss (1987-1990),  Kuasa Usaha Tetap Departemen Luar Negeri KBRI di Maroko (1958-1960), Inggris (1990-1993), Perancis (1960-1961), Italia (1961-1965) dan terakhir menjadi Duta Besar Departemen Luar Negeri KBRI di Polandia (1970-1974).

Akhir Hayat

putra aceh

Achmad Soebardjo meninggal dunia pada 15 Desember 1978 pada usia 82 tahun. Ia meninggal di Rumah Sakit Pertamina akibat flu yang mengakibatkan komplikasi.

Ampon Manaf dimakamkan di Cipayung, Bogor. Pada tahun 2009 ia dianugerahkan gelar Pahlawan Nasional.

Kemudian, pada 10 Januari 2014, TM. Hadi Thayeb meninggal dalam usia 91 tahun. Ia meninggal di Jakarta.

Kesuksesan Ampon Thayeb sebagai diplomat berhasil diturunkan pada anaknya yaitu Teuku Muhammad Hamzah Thayeb.

Putranya itu pernah menjadi duta besar Australia pada tahun 2005-2009 dan Britania Raya pada tahun 2011-2015.[]

Ampon Hadi Thayeb dan Ampon Manaf. Terimakasih dedikasinya untuk Indonesia.

Related posts