Good News From Aceh
SosokInspirasiMemori

Selain P Ramlee, Ini 5 Tokoh Keturunan Aceh Yang Berpengaruh di Malaysia

tokoh keturunan aceh

Selain P Ramlee yang merupakan seniman terkenal Malaysia asal Aceh, ternyata ada 5 (lima) orang tokoh keturunan Aceh lainnya yang malah memberikan kontribusi besar buat Negeri Jiran. Siapa saja? Yuk simak sampai akhir.

1. Tan Sri Sanusi Junid, Tokoh Politik dan Pemerintahan

tokoh keturunan aceh

Sanusi Junid atau lengkapnya Y.B. Tan Sri Dato’ Seri Sanusi Junid lahir di Gampong Yan, Kedah, Malaysia, pada 10 Juli 1943.

Ia salah satu tokoh keturunan Aceh yang meraih sukses di Malaysia baik secara pekerjaan, pemerintahan maupun perpolitikan Malaysia.

Ia pernah menjadi pegawai Chartered Bank di Seremban, Manajer Bank Shamelin, Kepala Biro Informasi UMNO, Menteri Pertanian Malaysia, hingga Presiden Universitas Islam Internasional Malaysia.

Pada saat konflik Aceh (RI-GAM) berlangsung, Sanusi Junid sangat getol dalam mengadvokasi para pengungsi Aceh yang ada di Malaysia.

Akhirnya pada tanggal 9 Maret 2018, tokoh keturunan Aceh yang kesohor di Malaysia ini meninggal dunia di Pantai Dalam, Kuala Lumpur.

2. Tan Sri Hanafiah, Tokoh Politik dan Perdagangan

tokoh keturunan aceh

Tan Sri Hanafiah lahir di Gampong Yan, Kedah, 16 April 1927. Anak keempat dari delapan bersaudara buah hati pasangan Nyak Hussain Nyak Ahmad dan Nyak Siti Hawa Nyak Hasan.

Ia mendapatkan beberapa penghargaan dari Pemerintah Malaysia seperti: (1) Anugerah Tokoh Melayu Terbilang 2017 dari UMNO; (2) Knight Companion of the Order of Loyalty to the Royal House of Kedah; dan (3) Lifetime achievement Award dari The Malaysian Institute of Accountants.

Sepanjang hidupnya, Tan Sri Hanafiah berpartisipasi aktif dalam politik, industri perdagangan, dan diplomasi.

Dari tahun 1964 hingga 1974, ia menjabat Anggota Parlemen untuk Daerah Pemilihan Jerai, Kedah.

Dari tahun 1965 hingga 1970, ia juga menjabat Bendahara UMNO, Anggota Dewan Tertinggi UMNO, dan Ketua Komite Parlemen Public Account selama dua periode.

3. Datok Abdullah Hussein, Penulis

tokoh keturunan aceh

Datok Abdullah Hussain merupakan seorang sastrawan negara Malaysia yang sangat berpengaruh di Negeri Jiran.

Ia dilahirkan pada 25 Maret 1920 di Sungai Limau Dalam, Yan Kedah.

Pada tahun 1926 ia menempuh pendidikan mulai dari Sekolah Melayu, Sekolah St. Michael, Alor Star, Kedah hingga kuliah di Anglo Chinese School, Alor Star, Kedah.

Masa pendudukan Jepang tahun 1943, ia sempat belajar di Syonan Koa Kunrenzo (Sekolah Latihan Pegawai-Pegawai Tinggi) di Singapura.

Dalam perjalanan hidupnya, tokoh keturunan Aceh ini melahirkan banyak karya sastra seperti Imam, Konserto Terakhir, Interlok, dan Intan.

Ia juga menerjemahkan banyak karya sastra internasional ke dalam bahasa Melayu seperti Orang Tua dengan Laut (Ernest Hemingway), Bumi Bertuah (Pearl S. Buck), Mutiara (Johan Steinbeck) dan Lorong Midaq (Naguib Mahfouz).

Baca juga: 4 Gubernur Aceh yang Pernah Jadi Menteri

Ia menerima penghargaan the Malaysian National Laureate pada tahun 1996, penghargaan sastra yang bergengsi di Malaysia.

Datok Abdullah Hussein meninggal pada 31 Desember 2014 di rumahnya di Petaling Jaya, Selangor, pada umur 90 tahun.

4. Tan Sri Dr Ismail Hussein, Akademisi

tokoh keturunan aceh

Tan Sri Profesor Emeritus Dato’ Pendita Dr Ismail Hussein juga lahir di Kampung Sungai Limau Dalam, Yan, Kedah pada 30 Januari 1932.

Seorang sastrawan dan ahli akademik Malaysia. Ia juga dosen di Universiti Malaya sejak 1960.

Tokoh keturunan Aceh ini juga dilantik sebagai Profesor Kesusasteraan Melayu pada tahun 1971.

Ia pernah pula menjadi Pengarah Institut Bahasa, Kesusasteraan dan Kebudayaan Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia hingga tahun 1993.

Tan Sri Ismail Hussein menerima berbagai penghargaan seperti Darjah Setia Diraja Kedah pada tahun 1980, Ijazah Kehormatan Doctor Honoris Causa oleh Universitas Indonesia pada 1984.

Ia juga mendapatkan Gelaran Pendita oleh Simposium Dunia Melayu 1985 di Sri Lanka pada 1985 dan menerima Anugerah Prof Emeritus dari Universiti Malaya.

Tan Sri Ismail Hussein meninggal dunia pada 21 Oktober 2014 di Pusat Perubatan Universiti Malaya ketika berumur 82 tahun.

5. Datuk Ibrahim Hussein, Pelukis

tokoh keturunan aceh

Datuk Ibrahim Hussein atau dipanggil Ib adalah seorang pelukis nasional Malaysia. Ia lahir pada 13 Maret 1936 di Sungai Limau, Yan, Kedah.

Ib memulai pendidikannya di Sekolah Melayu di Yan. Ia kelak menempuh kuliah di bidang lukisan di Nanyang Academy of Arts, Singapura, pada 1956.

Baca juga: 6 Eks Kombatan GAM yang Sukses pada Jalannya Sendiri

Selanjutnya ia kuliah di Byam Shaw School of Drawing and Painting, London, selama empat tahun sejak 1959 dan melanjutkan ke London’s Royal Academy Schools tiga tahun berikutnya.

Perjalanan karir tokoh keturunan Aceh di Malaysia ini sangat mentereng.

Ibrahim Hussein dianugerahi Japan Foundation Award (1988), Order of Andres Bello dari Kerajaan Venezuela (1993), Hugo Boss Hall of Distinction (1994) dan anugerah tertinggi negara Chile bagi orang asing, Comendador of the “Order de Benardo O’Higgins (1996). Dan masih banyak lagi penghargaan didapatkannya.

Ib juga menginisiasi Yayasan Kesenian dan Muzium Ibrahim Hussein (IHMCF) di Langkawi, Kedah, yang dibuka pada 1997.

Ib kembali ke Rahmat Allah pada 19 Februari 2009 di Pantai Hospital Kuala Lumpur.

Siapa mau nyusul kesuksesan mereka?
Jom kat Malaya sekarang!

Related posts